Skripsi Hubungan Pendidikan Keluarga dengan Akhlak Remaja


BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Keluarga
1.      Pengertian keluarga
Menurut Am Rose, sebagaimana dikutip ST. Vembriarto mendefinisikan keluarga: a family is a group of interacting person who recognize a relationship with etch other bayet onconimon perentage, marriage, and or adoption (keluarga sebagai kelompok yang dijadikan interaksi orang-orang yang saling menerima satu dengan yang lain berdasarkan asal-usul, perkawinan, dan adopsi). [1]

            Dalam bentuknya yang paling dasar, sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan perempuan, dan ditambah anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama.
            Hasan Ayub memberikan pengertian keluarga sebagai berikut:
“Keluarga adalah suatu kumpulan manusia dalam kelompok kecil yang terdiri atas suami, isteri, dan anak-anak”[2]

            Pengertian keluarga menurut Abu Ahmadi adalah :
a.       Sigmund Freud, keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
b.      Adler, keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkuasa.
c.       Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
d.      Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan  merasa   berdiri   sebagai   gabungan   yang   hakiki,   esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.”[3]
Berdasarkan definisi diatas  dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan orang yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama (disebut keluarga inti) yang secara resmi terbentuk oleh adanya hubungan perkawinan.
2.      Fungsi dan Peran Keluarga.
Keluarga sebagai wadah kehidupan individu mempunyai peran penting dalam membina dan mengembangkan individu yang bernaung didalamnya. Keluarga sebagai kelompok kecil dan bagian dari masyarakat. Selain itu keluarga sebagai tempat proses sosialisasi paling dini bagi tiap anggotanya untuk menuju pergaulan masyarakat yang lebih kompleks dan lebih luas. Kebutuhan kasih sayang dan pendidikan dari anggota-anggotanya dapat dipenuhi oleh keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan itu anggota keluarga telah  memainkan peran dan fungsi mereka masing-masing.
Menurut William F. Ogburn, sebagaimana di kutip oleh Dwi Sulisyo, Fungsi keluarga keluarga secara luas dapat berupa:
a.       Fungsi pelindung
b.      Fungsi ekonomi
c.       Fungsi pendidikan
d.      Fungsi rekreasi
e.       Fungsi agama. [4]

Sedangkan fungsi keluarga menurut Soewaryo Wangsanegara meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a.       Keluarga sebagai pembentuk kepribadian
b.      Keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagamaan, dan  kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat tertentu.
c.       Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d.      Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian
e.       Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.[5]

Selain itu keluarga juga memegang peranan dan fungsi yang sangat penting didalam pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan kepribadian anak dan anggota keluarga yang ada didalamnya. Sehingga keluarga merupakan pilar utama dalam pendidikan anak.
Jadi fungsi keluarga adalah merupakan suatu pekerjaan-pekerjaan  atau tugas-tugas yang telah dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga mempunyai fungsi dan peran masing-masing dan berbeda antara anggota keluarga.


[1] Moh. Padil dan Triyo Supriyanto, Sosiologi Pendidikan, Malang: UIN-Malang Press, 2007, hal 116.
[2] Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT. Rosda Karya, 2003,  hal 213.
[3] Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003,hal 95.
[4] Mawardi dan Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar-Ilmu Sosial Dasar-Ilmu Budaya Dasar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, hal 217.
 [5] Ibid, hal. 91-92

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengajarkan Mencari Volume Bangun Ruang Balok

Mengajarkan Mencari Volume Bangun Ruang Limas

Proposal PTK IPA Kelas III