Makalah Pendidikan

A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan
          Kependidikan, harus memahami brbagai aliran agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu. Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebuh baik dari orang tuanya. Dalam kajian ini dibatasi pada beberapa rumpum aliran klasik, dilanjutkan dengan beberapa gerakan baru yang pengaruhnya masih terasa hingga kini, dan akhirnya dua tonggak penting pemikiran di Indonesia.

          Eropa dan Amerika aliran-aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua kawasan itu. Aliran-aliran klasik yang meliputi alira-aliran empirisme, nativisme, merupekn benang-benang merah yng menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan makin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Gagasan yang lebih bersifat satu gerakan dalam pendidikan yang pengaruhnya masih terasa sampai kini, yakni gerakan-gerakan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Pengajaran merupakan pilar penting dari kegiatan pendidkan disekolah, utamanya kalau dilakukan pengajaran yang sekali gus mendidik.
1. Aliran Klasik Dalam Pendidikan
a. Aliran Emppirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang memetingkan stimulus eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedang pembawaan tidak penting.
Tokohnya adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia ini bagaikan kertas putih bersih, pengalaman dan lingkungann akan membentuk anak tersebut dalam perkembangannya.
Aliran Empiris dipandang berat sebelah sebab hanya memetingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir di anggap tidak menentukan, menurut kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena bakat meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.

b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari leibnitzion Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Tokohnya Schopenhauer (filsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi yang lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini bahwa keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak itu sendiri.
c. Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan Nativisme adalah aliran Naturalisme yang dipelpori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1712-1778) yang berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini disebut juga negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam.
d. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah Wiliam Stern (1871-1939) berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik dan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang di bawa anak sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat anak itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan mengembangkan itu.

2. Gerakan Baru Pendidikan
Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja.Meskipun demikian sebagai suatu sistem penangan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula komponen lainnya.
a. Pengajaran alam Sekitar
Gerakan pendidikan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar perintis gerakan ini adalah:
a. Fr. A. Finger (1808-1888)
b. J. Ligthart (1859-1916)
Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai emosional dengan anak.Alam sekitar sebagai isi bahan ajaran, alam sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan studi banding dan sebagainya.

b. Pengajaran Pusat Minat
Pendidikan menurut Decroly berdasarkan pada semboyan. Pengetahuan anak harus bersifat subjektif dam objektif. Dengan kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi demi kepentingan masyarakat.

c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Kewajiban utama sekolah adalah mempesiapkan anak-anak untuk bekerja. Lima macam sekolah kerja yang dibuka oleh Leo de Pacuw, yaitu:
1. Sekolah teknik kerajinan
2. Sekolah dagang
3. Sekolah pertanian bagi anak laki-laki
4. Sekolah rumah tangga kota
5. Sekolah rumah tangga desa.
Peranan sekolah kejuruan pada tingkat menengah merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang diperlukan oleh Negara-negara membangun seperti Indonesia.

d. Pengajaran Proyek
Dalam pengajaran proyek anak bebas menetukan pilihannya terhadap pekerjaan, perancang, serta pemimpinnya. Dalam pengajaran proyek, pekerjaan-pekerjaan dikerjakan secara berkelompok untuk menghidupkan gotong royong. Juga dalam bekerja sama itu akan lahir sifat-sifat baik pada diri anak.
Gerakan baru dalam pendidikan berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar disekolah. Kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk-beluk pendidikan, serta memupuk wawasan dari setiap tenaga pendididkan. Setiap keputusan dan tindakan itu harus dapat dipertanggung jawabkan secara profisional.

B. Tonggak Aliran Pendidikan di Indonesia
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Jogjakarta. Taman siswa telah mengikuti semua jenjang persekolahan, dari pendidikan persekolahan, pendidkan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Perguruan kebangsaan taman siswa mempunyai tujuh asas perjuanagan ,sebagai berikut:
1. Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendidri.
2. Pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dapat memerdekakan diri.
3. Pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas.
5. Pengajaran kemerdekaan hudup dilakukan sepenuhnya baik secara lahir dan batin.
6. Bahwa sebagai konsekwensi hidup dengan kekuatan sendiri.
7. Dalam mendidik anak-anak perlu adanya keihklasan.
Lima dasar taman siswa (Ki Mangunsarkoro, 1952 dari wawasan kependidikan guru 1982: 153-154) adalah:
1. Asas kemerdekaan
2. Asas kodrat alam.
3. Asas kebudayaan.
4. Asas kebangsaanasas kemanusiaan
Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan taman siswa.
a. Menyelenggarakan tugas pendidikan.
b. Mengikuti, perkembangan dunia.
c. Menumbuhkan dan memasakan lingkungan hidup.
d. Meluasakan kehidupan ke-Tamanan Siswa-an diluar lingkungan masyarakat perguruan.
Hasil-hasil yang telah dicapai antara lain:
- Gagasan / pemikiran tentang pendidikan nasional
- Lembaga-lembaga pendidikan dari Tk sampai Perguruan tinggi
- Melahirkan beberapa tokoh nasional

2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam Sumatera Barat.
Ruang pendidikan INS mempunyai asas-asas sebagai berikut:
1. Berpikir logis dan rasional.
2. Keaktifan dan kegiatan.
3. Pendidikan masyarakat.
4. Memperhatikan pembawaan anak.
5. Menentang intelektualisme.
Tujuan ruang pendidikan INS Kayu Taman adalah:
- Mendidik rakyat kearah kemerdekaan.
- Memberi pedidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Mendidik pemuda agar berguna bagi masyarakat.
- Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri.
- Mandiri dalam pembiayaan.
Usaha ruang pedidikan INS Kayu Tanam.
a. Ruang rendah (7 tahun, setara sekolah dasar)
b. Ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang, setara sekolah menengag)
Hasil yang dicapai ruang pendidikan INS Kayu Tanam mengalami pasang surut seirama dengan pasang surutnya perjuangan bangsa Indonesi. Ruang pendidikan ini juga mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/ kerajinan).

TERIMA KASIH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengajarkan Mencari Volume Bangun Ruang Balok

Mengajarkan Mencari Volume Bangun Ruang Limas

Proposal PTK IPA Kelas III