Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Model Pembelajaran Experintial Learning (Belajar Melalui Pengalaman)

Experiential Learning Model ( Model Belajar melalui Pengalaman ) Model ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk memperlakukan lingkungan mereka dengan keterampilan-keterampilan berpikir yang tidak berhubungan dengan suatu bidang studi atau mata pelajaran khusus. Model ini didasarkan pada temuan-temuan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak-anak berinteraksi dengan aspek-aspek lingkungan mereka yang membingungkan atau nampak bertentangan. Oleh sebab itu, apabila model ini digunakan, waktu belajar harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa-siswa, dan yang mampu menyedot seluruh perhatian mereka. Hal ini misalnya berupa kegiatan bermain dengan atau melakukan suatu terhadap benda-benda konkrit atau bahan-bahan yang memungkinkan mereka melihat apa yang terjadi pada benda atau bahan tersebut. Model ini menitikberatkan pada cara-cara siswa memproses informasi, pertumbuhan pribadi, dan keterampilan berinteraksi sosial. M

Mudel Pembelajaran Role Play (Bermain Peran)

The Role-Playing Model Model ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk praktek menempatkan diri mereka di dalam peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan kesadaran mereka terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Bermain peran dapat membantu mereka untuk memahami mengapa mereka dan orang lain berpikir  dan bertindak sebagaimana yang mereka lakukan . Dalam proses “mencobakan” peran orang-orang yang berbeda dari mereka sendiri, siswa-siswa dapat mempelajari baik perbedaan maupun persamaan tingkah laku manusia dan dapat menerapkan hasil belajar ini dalam situasi-situasi kehidupan yang nyata. Agar guru-guru dapat menggunakan model ini secara efektif, mereka harus mampu : 1). Menyajikan atau membantu siswa-siswa memilih situasi-situasi bermain peran yang tepat; 2). Membangun suasana yang mendukung, yang mendorong siswa-siswa untuk bertindak “seolah-olah”  tanpa perasaan malu; 3). Mengelola situasi-situasi bermain peran dengan cara